TEMAN RASA SAUDARA
Ternyata bukan hanya mi
instan saja yang banyak rasa. Teman pun
banyak rasanya. Teman berasa dekat,
berasa jauh. Teman rasa ada saat kita senang, dan rasa hambar menghilang saat
kita susah. Teman rasa baik, teman rasa
jahat. Teman rasa manis di hadapan kita,
teman rasa tikaman di belakang kita. Masih
banyak lagi rasa teman. Yang akan saya bahas
sekarang adalah teman rasa saudara.
Teman rasa saudara itu
teman, tapi seperti bukan teman, seperti saudara. Bisa dibayangkan seperti apa saudara itu.
Saudara disini adalah adik atau kakak kita.
Saudara itu satu rahim dengan kita, mengalir darah yang sama, hidup bersama sejak
dilahirkan ke dunia. Diajarkan sejak
kecil untuk saling menyayangi, melindungi, membantu dan berbagi dengan
saudara. Bayangkan betapa dekatnya
saudara itu.
Teman rasa saudara itu, akan
selalu dekat, dan selalu ada di saat kita susah dan senang. Dia akan ikut bahagia saat kita senang, dan
tidak ragu untuk meminta bagian dari kesenangan yang kita peroleh. Dia juga akan ikut menangis saat kita susah. Akan siap membantu kesusahan kita, kalau dia
bisa. Paling tidak dia siap mendengarkan
cerita susah dan sedih kita. Bahkan
hanya diam mendengarkan bila dia tidak bisa memberi solusi. Baginya, pelukan untuk kita cukup mewakili
semuanya.
Teman rasa saudara itu,
karena merasa begitu dekatnya dengan kita, merasa seperti saudara dengan kita,
mereka tidak akan ragu bila harus mengungkapkan kejelekan, keburukan dan
kekurangan kita. Bahkan mengungkapkannya
dengan bahasa yang apa adanya, tidak diperhalus. Membuat kita menangis, karena ucapan itu
terasa kasar di telinga. Perdebatan,
konflik yang dalam itu membuat kita dan dia gencatan senjata, tidak komunikasi,
diam berhari-hari.
Dalam gencatan senjata
itu, kita masih memikirkan dia, si teman rasa saudara. Kebersamaan dan kedekatan yang biasa ada, dan
sekarang tiada membuat kita merasa kehilangan. Rasa kehilangan memunculkan
rindu. Rasa rindu membuat kita mengingat
kebaikan-kebaikannya. Akhirnya bergantian
menghilangkan ego, untuk mengekspresikan rasa sayang pada dia.
Begitu sayangnya teman rasa
saudara kepada kita, terkadang dia membiarkan kita melakukan kesalahan, karena tidak
tega mengingatkan kita yang sedang bahagia. Kesalahan tindakan, kesalahan
memilih, kadang membuat kita mendapatkan bahagia semu. Teman rasa saudara kita hanya
menatap khawatir, walau senyum tulusnya tetap ada saat kita menangis terluka
menyesali kesalahan kita.
Tidak banyak teman rasa
saudara yang kita miliki. Mungkin sepanjang
hidup kita, bisa dihitung dengan jari.
Bersyukurlah bisa bertemu dan mempunyai teman rasa saudara. Mereka dikirim Allah Swt untuk menemani
perjalanan hidup kita. Semoga teman rasa
saudara yang kita punya, juga menjadi pengingat kita kepada Allah Swt. Semoga ….
#30DWC#Jilid28#day17
Rembulan menampakan keangunan nya
BalasHapusDiiringi desahan suara angin malam
Oh........ jagat dewa batara
Oh........sang dewa wistu
Engkau kah teman rasa saudara iru🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣