DRAKOR dan BAPER
DRAKOR dan BAPER
Keduanya merupakan
singkatan. Drakor singkatan dari “Drama
Korea. Baper singkatan dari “Bawa Perasaan”.
Kedua singkatan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan
mendalam. Tidak percaya? Tanyakan saja
pada para pecinta drakor. Siapa pecinta
drakor yang belum pernah merasakan menangis tersedu-sedu menyaksikan episode
sedih drakornya. Siapa yang tidak ikut tersenyum tersipu sipu malu, saat
pemeran utama pria yang tampan itu, menatap penuh cinta pada lawan mainnya,
perempuan cantik si pemain utama. Itu hubungannya, drakor dan baper.
Drakor mulai disenangi
masyarakat Indonesia sejak tahun 2000 an.
Saat ini perkembangannya makin pesat.
Hampir setiap stasiun Televisi menayangkan program drama korea. Mungkin mengalahkan sinetron Indonesia. Bahkan sudah ada aplikasi khusus drama korea
di handphone, yang mudah diakses
siapapun. Para pecinta drakor sebagian
besar gadis remaja, sebagian mamah mamah muda, sebagian emak emak, dan sebagian
kecil bapak bapak. Masa sih bapak bapak?
Bukti empiris sudah saya dapatkan langsung. Teman sekerja, pria berumur 49
tahun, pecinta drakor. Punya aplikasi khusus
menonton drakor di handphone nya. Siapapun
akan terpana mendengar bapak itu menceritakan secara detail episode terakhir
satu drama korea.
Drakor banyak disukai
masyarakat Indonesia, karena ceritanya beragam . Tidak selalu cerita romantis. Ada cerita persahabatan,
perjuangan hidup, cerita horor tentang hantu, bahkan cerita tentang profesi
tertentu. Memang setiap cerita, selalu
ada bumbu romansa dan komedi. Drama korea memiliki alur cerita yang menarik,
karakter tokoh yang kuat, dengan kejutan dan ketegangan di setiap akhir
episode. Membuat penonton tidak sabar
menyaksikan episode berikutnya. Ditambah
lagi drakor memiliki soundtrack yang bagus, yang sangat cocok dengan isi
cerita. Drakor mengaduk aduk emosi penonton, dan itu bikin baper.
Baper itu apa sih?
Baper itu “Bawa Perasaan”. Jadi baper
berkaitan dengan perasaan, berkaitan dengan hati. Baper itu suasana hati seseorang, karena
melihat peristiwa atau momen, dan seseorang tersebut ikut merasakan suasana
peristiwa tersebut. Jadi, kalau sedang
nonton drakor, melihat episode pemain wanita pujaan penonton, yang cantik,
baik, dan sedang dianiaya oleh ibu mertuanya, misalnya, penonton akan baper
ikut menangis tersedu-sedu. Ikut
merasakan penderitaan si pemain wanita.
Atau penonton akan tersenyum malu, mungkin memerah mukanya, saat pemain
pria tampan memegang tangan si pemain wanita, menatapnya penuh cinta. Si penonton ikut merasakan bahagianya si
pemain wanita.
Bagaimana bisa penonton
ikut baper menonton drakor? Penonton
terikat secara intens dengan tokoh dan alur cerita. Bayangkan untuk satu judul drakor, bisa
terdiri dari minimal 16 episode. Satu
episode waktunya satu jam. Bayangkan
penonton drakor terlibat secara intens dengan cerita drakor itu selama 16 jam
minimal. Walaupun menontonnya
terpotong-potong, tetap saja terjadi keterikatan dan kedekatan yang sangat
kuat, dengan para tokoh pemain dan alur cerita.
Nah inilah yang membuat drama korea bikin baper.
Nonton drakor, lalu
baper. Konsekuensi baper karena menonton
drakor harus diterima dan dirasakan.
Setelah baper, mau ngapain? Baper itu harus dimanfaatkan secara
positif. Misalnya, baper melihat drakor
tentang perjuangan hidup mencapai kesuksesan.
Baper itu harus membuat kita menjadi lebih semangat, mencontoh si tokoh
utama agar sukses. Baper melihat kesedihan
tokoh utama teraniaya, kita jadikan baper itu membuat kita tidak akan menjadi
orang jahat, menganiaya orang lain.
Baper melihat romantisme di drakor? Kita praktekkan dalam kehidupan
nyata dengan pasangan halal kita. “Mau Ramen sayang?” kita tatap penuh cinta
pasangan kita, sambil memegang semangkuk indomie. So sweet …..
Komentar
Posting Komentar