PERSPEKTIF DAN INSIGHTFUL


 

Pertama kali ikut program 30 DWC (Day Writing Challenge) Jilid 27, saya sering kali mendengar kakak mentor, kak Rezky bicara tentang perspektif, perspektif, insightful, dan insightful.  Saya sama sekali belum paham maksud perspektif dan insightful. 30 DWC Jilid 27, tujuan saya hanya menulis dengan lancar, terlepas tulisan saya bagus atau tidak, layak atau tidak layak untuk dibaca.  Jadilah saya di 30 DWC jilid 27 hanya menulis dan menulis selama 30 hari.

Tiga hari pertama tulisan saya diberi feedback oleh kak Rezky, saya hanya asal menulis saja.  Tidak memperhatikan perspektif dalam menulis. Bisa menulis dengan lancar minimal 200 kata setiap hari saja sudah prestasi buat saya. Saya tidak berfikir perspektif. 

Feedback kedua kak Rezky, tulisan saya tidak memiliki perspektif, tulisan saya tidak  berbeda dengan tulisan kebanyakan orang lain. Kurang menarik, tidak menawarkan perbedaan, sesuatu yang menarik untuk dibaca.  Saya terdiam dan mulai berfikir tentang perspektif.  Harus bagaimana agar memiliki perspektif yang berbeda dalam menulis?

Saya belum menemukan jawabannya juga.  Tapi saya tetap menulis.  Menulis apa saja, yang ada di hati dan di fikiran saya.  Tapi sekarang sedikit berbeda.  Saya berfikir dulu, merenung dulu, yang mau saya tulis ini isi tulisannya menarik tidak? Bermanfaat tidak? Membosankan dibacanya tidak? Bagian mana yang menarik diulas, yang belum banyak orang lain memikirkannya dan menuliskannya.  Tidak terlalu lama berfikir dan merenungnya, khawatir malah tidak jadi menulis. 

Menulis adalah keterampilan.  Saya terus menulis dan menulis selama 30 hari.  Dan saya merasa semakin terampil lancar menulis.  Terlepas tulisannya bagus atau tidak.  Saya juga merasa mulai mengerti yang dimaksud dengan perspektif dan insightful yang dimaksud kak Rezky. 

Perspektif adalah sudut pandang seseorang dalam melihat seseorang, sesuatu hal, peristiwa, dan permasalahan.  Itu definisi menurut saya.  Dan perspektif dalam menulis adalah sudut pandang yang berbeda dalam menuliskan suatu tema tulisan.  Akhirnya saya menemukan jawaban dari pertanyaan saya.

Saya mulai belajar mengolah ide tulisan saya dengan perspektif yang berbeda, seperti yang kak Rezky bilang.  Keberhasilan menulis dengan perspektif berbeda itu terasa saat saya membaca sendiri tulisan saya. Rasanya puas. Saya bisa menuliskan ide saya dengan perspektif yang berbeda. Memang tidak selalu berhasil. Terkadang saya merasa tulisan saya biasa saja perspektifnya. Tapi saya tetap menulis, saya yakin akan lebih terampil menulis dengan perspektif berbeda, selama saya tetap menulis dan banyak membaca.

Awal program 30 DWC Jilid ke 28, tulisan saya difeedback oleh kak Rezky.  Saya tersenyum lebar saat kak Rezky berkata “Fighter Maheswari, perspektifnya selalu menarik ya. Satu dua kata judulnya, tidak sekedar nasehat biasa.  Judulnya digali lebih usil.” Saya merasa senang, akhirnya bisa mengerti dan mengaplikasikan perspektif yang berbeda dalam menulis.  Terima kasih kak Rezky.

Yang terakhir insightful, apa artinya.  Dan sekali lagi terima kasih ke kak Rezky, yang sudah menjelaskan makna insightful di feedbacknya ke saya.  “Untuk konten tulisannya, sudah insightful sih, sudah ada sesuatu yang berbeda untuk ditawarkan kepada pembaca”

Semoga saya tetap konsisten dan semakin semangat menulis dan menulis. Semangwrite always …


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU TAKUT

DEADLINE

HANYA TITIPAN